Dini Andriyani Note: Diary untuk mamah

Diary untuk mamah


Laksana Cintamu

Ibu,,jika memang dengan aku menjelma angin,lantas kau dapat merasakan kesejukan itu,,
akan ku lakukan itu untukmu,,aku tak tau akan seberapa berharganya hidupku bila tanpamu..Karena Yang ku tau,,kau mampu membuat cinta ini semakin besar..Kau t’lah banyak berjuang untukku,, untuk nafasku..Kalaupun aku bisa menciptakan sedikit senyuman itu,,mungkin itu tak kan pernah sebanding dengan apa yang kau lakukan untuk hidupku..Aku selalu berharap,, Tuhan tak pernah ambil senyum itu darimuPercayalah,,aku mencintaimu dengan hati,,dengan hati yang tak bisa ku sematkan pada wanita selainmudan aku menyayangimu dengan nada,,dengan nada yang tak bisa ku harmonikan pada yang lain..
Diambil dari: Puisi-Puisi Fakturyati

Aku ….Layaknya malam tanpa bintang..
Seakan bunga tanpa kumbang..
Seperti istana tanpa tiang..
Karna hanya ada AKU tanpa KAMU
Karna hanya ada AKU bukan KITA

Demi cintaku …
Surgaku yang berada di bawah telapak kakinyaJiwa ragaku dari buaian teremban berat di pundaknyaYang slalu berharap sesuatu yang ter baik untukkuYang penuh derai air mata jika melihatku sedih seperti iniDosakah diriku ???ku kasihi ku sayangi ku rindui ku cintai dirinyaDi saat yang sama ku luluh lantah hanya karna di lupakan orang lainMungkin ia bilang diriku bodoh jika tahu semua hal iniDi saat wanita pilihan yang ku sayangi lebih memilih orang lainAtas nama cintaku padamuMaafkan aku!!!! Bunda…….Diambil dari (Puisi-Puisi Fatur Rahman)

BUNDA

Dikala kusebut namamu
Tampak olehku wajah manismu
Senyummu menyiratkan kasih sayang
Sinar matamu melambangkan ketulusan
BundaKau laksana sang surya
Menerangi relung-relung jiwa
Kau bagaikan embun pagi
Menyejukkan kedamaian hati
Oh bundaJasamu tiada tara
Manjamu melambangkan cinta
Meski kini kau telah tiada
Bayangmu selalu menyapa
Kasihmu hidup sepanjang masa
Diambil dari: Puisi-Puisi Ayu Trisna

PERMOHONAN MAAF UNTUK IBU
Terniang termenung sendiri
dalam ruang hampa yang pengap
dalam ruang yang sangat sunyi
dalam suasana hati yang gundah gelisah
Disudut ruang terbesis cahaya lilin
memberikan penerangan diruang yang gelap
menyinari seluruh sudut ruang dalam hati
yang s’lalu terniang wajah yang dicinta
Wahai angin yang bertiup kencang diluar sana
sudikah engkau menyimpaikan isi hatiku
sebuah perasaan yang sudah lama ku pendam
yang tak pernah tersimpaikan dari mulutku yaog kaku
I B U …..,
dalam do’a ku meminta maafmu
dalam tangis ku memohon ampunmu
dalam mimpi ku bersujud di kakimu
memohon ampun atas dosa dan keselahanku padamu . . .:)
Diambil dari (Puisi-Puisi Deny Fadjar Suryaman)

IBU
aku begitu mencintaimu aku begitu merindukan mu
kau begitu indah dan sempurna dimataku
pengorbananmu begitu tulus hingga aku sulit untuk membalasnya
doaku selalu ku panajat kan untukmu
kasih sayangmu begitu besar
pelukkan mu begitu hangat hingga aku selalu terjaga
dalam tidurku….
ibu ibu ibu aku rindu kepadamu aku rindu saat kau membuaiku
dengan kasih sayang….
yaah allah jagalah ibu ku di sisimu dan biakan lah
ia merasakan surga mu
ibu ibu ibu kau apa kah kah mendengarkan jeritan ini
jeritan anakmu yang merindukan mu
ibu berikan ketegaran untuk anak mu ini
agar anakmu bisa terus seyum sepeti
senyuman mu yang tulus….
Diambil dari: Puisi-Puisi Ade Yulianti

Puisi Seorang Anak untuk Ibu
Aku berangkat sekarang untuk membantai lawan—
Untuk berjuang dalam pertempuran.
Aku berangkat, Bu, dengarlah aku pergi
Doakanlah agar aku berhasil.
Sayapku sudah tumbuh, aku ingin terbang.
Merebut kemenangan di mana pun adanya.
Aku akan pergi, Bu, janganlah menangis—
Biar kucari jalanku sendiri.
Aku ingin melihat, menyentuh, dan mendengar
Meskipun ada bahaya, ada rasa takut.
Aku akan tersenyum dan menghapus air mata—
Biar kuutarakan pikiranku.
Aku pergi mencari duniaku, cita-citaku
Memahat tempatku, menjahit kainku
Ingatlah, saat aku melayari sungaiku—
Aku mencintaimu, di sepanjang jalanku.
Itu puisi pertama, sepertinya menceritakan seorang anak yang hendak berpisah dengan ibunya untuk mengejar cita-citanya. Hmmh, perpisahan dengan ibu memang sangat menyedihkan dan mengharukan yah….?

Pulanglah Ibu
Tubuhmu kaku,
matamu kaku,
mulutmu membisu
napasmu terhenti sudah
Aku tahu
ibu telah pergi ke alam sana
yang tak pernah ada dalam bayanganku,
juga ku dengar bisikan
Oh ibu
tak lama ibu telah terkubur ditanah merah
hanya sendiri
dukaku ibu pasti tau menjalar sekujur tubuh
biarlah ibu pulanglah dengan tenang
Kalau puisi yang ditulis oleh Laila ini sepertinya tentang seorang anak yang ditinggal ibunya ( untuk selama-lamanya). Memang sangat menyentuh, tapi Syukurlah di akhir puisinya, si penulis sudah merelakan kepergian Ibunya. Yah, sebagai seorang anak hal terbaik adalah mendoakan Ibunya, bukan malah meratapi kesaedihan berlarut-larut, karena bagaimana pun doa dari seorang anak yg Soleh adalah yang paling berarti untuk Seorang Ibu di alam sana….
Kalau berbicara tentang ibu, saya selalu ingat lagunya Bang Iwan Fals nih. Ada yang menceritakan tentang ibu juga. Berikut ini lirik lagunya, saya tulis… sekalian dengan mp3 lagu tersebut.

IBU
Ribuan kilo
jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang
masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah… penuh nanah
Seperti udara…
kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas…
ibu…
ibu
Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas…ibu…ibu….

0 komentar:

Terimakasih masukannya... :)